Connect with us

Sumber Daya Pendidikan

15 Habits that could be hurting your business relationships

Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi.

Published

on

Photo: Shutterstock

Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio cumque nihil impedit quo minus id quod maxime placeat facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus.

Nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

“Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat”

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur.

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas molestias excepturi sint occaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.

Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo voluptas nulla pariatur.

Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Sumber Daya Pendidikan

Pentingnya Fasilitas Laboratorium Dalam Mendukung Kualitas Sumber Daya Pendidikan

Published

on

Laboratorium merupakan salah satu fasilitas penting dalam dunia pendidikan, khususnya di bidang sains, teknologi, dan penelitian. Keberadaan laboratorium yang memadai tidak hanya berfungsi sebagai tempat praktik, tetapi juga menjadi sumber daya pendidikan yang dapat mendukung pengembangan keterampilan, inovasi, dan pemahaman mendalam bagi siswa dan pendidik. Artikel ini akan mengupas pentingnya fasilitas laboratorium dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tantangan yang dihadapi, serta solusi untuk mengoptimalkan penggunaannya.

Peran Fasilitas Laboratorium dalam Pendidikan

1. Meningkatkan Pemahaman Konsep

Laboratorium memungkinkan siswa untuk mempraktikkan teori yang dipelajari di kelas. Melalui eksperimen langsung, siswa dapat memahami konsep-konsep yang kompleks dengan lebih mudah dan nyata. Misalnya, dalam pelajaran kimia, eksperimen reaksi kimia membantu siswa melihat bagaimana teori yang mereka pelajari berlaku dalam praktik.

2. Mengembangkan Keterampilan Praktis

Fasilitas laboratorium membantu siswa mengembangkan keterampilan praktis yang tidak dapat diperoleh hanya melalui pembelajaran teoretis. Keterampilan ini meliputi penggunaan peralatan laboratorium, pengumpulan data, analisis, dan penyelesaian masalah secara mandiri.

3. Mendorong Kreativitas dan Inovasi

Laboratorium menyediakan ruang bagi siswa untuk bereksperimen dan berinovasi. Dengan bimbingan yang tepat, siswa dapat mengembangkan ide-ide baru yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, termasuk teknologi, kesehatan, dan lingkungan.

4. Memfasilitasi Penelitian dan Pengembangan

Fasilitas laboratorium juga memainkan peran penting dalam penelitian. Di tingkat pendidikan tinggi, laboratorium menjadi pusat kegiatan penelitian yang menghasilkan penemuan baru dan solusi untuk berbagai masalah global.

5. Menumbuhkan Minat terhadap Ilmu Pengetahuan

Pengalaman langsung di laboratorium dapat meningkatkan minat siswa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketertarikan ini dapat mendorong mereka untuk mengejar karier di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).

Tantangan dalam Penyediaan Fasilitas Laboratorium

1. Keterbatasan Anggaran

Banyak institusi pendidikan, terutama di daerah terpencil, menghadapi keterbatasan anggaran untuk membangun dan memelihara laboratorium yang memadai. Hal ini mengakibatkan kurangnya peralatan dan bahan yang diperlukan untuk eksperimen.

2. Ketimpangan Akses

Ketimpangan akses terhadap fasilitas laboratorium menjadi masalah serius di banyak negara. Sekolah-sekolah di perkotaan cenderung memiliki laboratorium yang lebih baik dibandingkan sekolah di pedesaan atau daerah terpencil.

3. Kurangnya Tenaga Pendidik yang Terampil

Tidak semua guru memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memanfaatkan fasilitas laboratorium secara efektif. Hal ini dapat menghambat siswa dalam mendapatkan pengalaman praktis yang maksimal.

4. Teknologi yang Usang

Banyak laboratorium menggunakan peralatan yang sudah usang atau tidak sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Hal ini mengurangi relevansi pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja modern.

5. Keselamatan di Laboratorium

Keselamatan menjadi tantangan penting dalam penggunaan laboratorium. Kurangnya pelatihan tentang protokol keselamatan dan peralatan pelindung dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

Solusi untuk Mengoptimalkan Fasilitas Laboratorium

Untuk memastikan fasilitas laboratorium memberikan dampak positif yang maksimal terhadap kualitas pendidikan, berbagai langkah perlu diambil:

1. Investasi dalam Infrastruktur

Pemerintah dan institusi pendidikan perlu meningkatkan investasi untuk pembangunan dan pemeliharaan laboratorium yang modern dan memadai. Bantuan dana dari sektor swasta juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung fasilitas pendidikan.

2. Pelatihan Guru

Memberikan pelatihan khusus kepada tenaga pendidik tentang penggunaan peralatan laboratorium, metode eksperimen, dan protokol keselamatan akan meningkatkan efektivitas pembelajaran di laboratorium.

3. Penyediaan Peralatan yang Modern

Institusi pendidikan harus memastikan bahwa laboratorium dilengkapi dengan peralatan dan teknologi terbaru yang relevan dengan kurikulum dan kebutuhan dunia kerja.

4. Digitalisasi Laboratorium

Teknologi digital dapat digunakan untuk melengkapi fasilitas laboratorium. Misalnya, simulasi virtual dapat menjadi alternatif bagi sekolah yang belum memiliki peralatan laboratorium lengkap.

5. Kerja Sama Antar Sekolah

Sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas dapat bekerja sama dengan institusi lain untuk berbagi akses ke laboratorium. Hal ini dapat menciptakan solusi jangka pendek hingga fasilitas internal dapat dibangun.

6. Kampanye Keselamatan di Laboratorium

Program pelatihan keselamatan laboratorium harus menjadi prioritas untuk melindungi siswa dan guru dari risiko kecelakaan.

Contoh Keberhasilan Pemanfaatan Laboratorium dalam Pendidikan

Beberapa sekolah dan institusi pendidikan telah menunjukkan bagaimana laboratorium dapat meningkatkan kualitas pendidikan:

  1. Laboratorium STEM di Singapura
    Pemerintah Singapura berinvestasi besar dalam laboratorium STEM untuk mendorong minat siswa dalam bidang teknologi dan inovasi. Hasilnya, banyak siswa berhasil menciptakan proyek teknologi yang inovatif.
  2. Program Laboratorium Keliling di Indonesia
    Di Indonesia, program laboratorium keliling menyediakan fasilitas laboratorium bergerak untuk sekolah-sekolah di daerah terpencil. Program ini membantu siswa mendapatkan pengalaman praktik meskipun sekolah mereka tidak memiliki laboratorium permanen.

Fasilitas laboratorium adalah sumber daya pendidikan yang penting untuk mendukung pembelajaran yang berkualitas. Melalui laboratorium, siswa dapat memahami teori secara mendalam, mengembangkan keterampilan praktis, dan menumbuhkan minat terhadap ilmu pengetahuan.

Namun, tantangan seperti keterbatasan anggaran, akses yang tidak merata, dan kurangnya tenaga pendidik yang terampil perlu diatasi. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, fasilitas laboratorium dapat dioptimalkan untuk menciptakan generasi muda yang kompeten dan siap bersaing di era modern.

Continue Reading

Sumber Daya Pendidikan

Siswa atau Peserta Didik Memahami Peran dan Tanggung Jawab dalam Proses Pembelajaran

Published

on

Dalam dunia pendidikan, istilah “siswa” atau “peserta didik” sering kali digunakan untuk merujuk kepada individu yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Namun, peran dan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran sering kali kurang dipahami. Artikel ini akan menjelaskan secara mendalam tentang pentingnya pemahaman siswa mengenai peran dan tanggung jawab mereka, serta bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi keberhasilan belajar mereka.

Konsep Siswa atau Peserta Didik

Siswa atau peserta didik adalah individu yang menerima pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Mereka tidak hanya bertugas untuk mengikuti pelajaran, tetapi juga diharapkan untuk aktif terlibat dalam proses belajar. Pemahaman yang jelas tentang peran mereka sebagai siswa sangat penting, karena ini akan memengaruhi sikap, perilaku, dan hasil belajar mereka.

Peran Siswa dalam Proses Pembelajaran

  1. Pembelajar Aktif: Salah satu peran utama siswa adalah sebagai pembelajar aktif. Ini berarti siswa tidak hanya duduk di kelas dan menerima informasi, tetapi juga terlibat dalam diskusi, bertanya, dan mencari tahu lebih lanjut. Pembelajaran yang efektif membutuhkan partisipasi aktif agar siswa dapat memahami materi dengan lebih baik.
  2. Kolaborator: Siswa juga berperan sebagai kolaborator. Dalam banyak kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan untuk bekerja sama dengan teman-teman mereka. Melalui kolaborasi, mereka dapat berbagi ide, saling membantu, dan belajar dari satu sama lain. Ini juga mengajarkan keterampilan sosial yang penting untuk kehidupan di luar sekolah.
  3. Penerima Umpan Balik: Dalam proses pembelajaran, siswa harus mampu menerima umpan balik dari guru maupun teman sebaya. Umpan balik ini sangat penting untuk pengembangan diri dan peningkatan kualitas belajar. Siswa yang terbuka terhadap kritik konstruktif cenderung lebih cepat berkembang dan memahami kekuatan serta kelemahan mereka.
  4. Pemecah Masalah: Di era informasi saat ini, siswa dituntut untuk menjadi pemecah masalah. Mereka diajak untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran. Kemampuan ini sangat berharga, baik di dalam maupun di luar lingkungan akademis.

Tanggung Jawab Siswa dalam Proses Pembelajaran

  1. Disiplin dan Tanggung Jawab Pribadi: Setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk datang ke sekolah tepat waktu, menyelesaikan tugas, dan mematuhi aturan yang berlaku. Disiplin dalam belajar sangat penting untuk mencapai tujuan akademik. Tanggung jawab pribadi ini menciptakan kebiasaan baik yang akan berguna di masa depan.
  2. Mengelola Waktu: Siswa harus belajar untuk mengelola waktu mereka dengan baik. Ini termasuk mengatur jadwal belajar, memprioritaskan tugas, dan memastikan bahwa mereka tidak menunda-nunda pekerjaan. Keterampilan manajemen waktu yang baik akan membantu siswa dalam menyelesaikan studi mereka dengan lebih efektif.
  3. Kemandirian: Peserta didik diharapkan untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar. Ini berarti mereka harus mampu mencari sumber belajar sendiri, baik itu buku, artikel, atau sumber daring. Kemandirian ini akan membantu mereka untuk terus belajar bahkan setelah meninggalkan bangku sekolah.
  4. Menghormati Guru dan Teman: Siswa juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati guru dan teman-teman mereka. Lingkungan belajar yang positif sangat bergantung pada sikap saling menghormati antar individu. Dengan menghormati satu sama lain, siswa dapat menciptakan suasana yang mendukung proses pembelajaran.

Dampak Pemahaman Peran dan Tanggung Jawab Siswa

Memahami peran dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan akademik siswa. Ketika siswa menyadari pentingnya keterlibatan aktif dan tanggung jawab pribadi, mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa dampak positif yang dapat terjadi antara lain:

  • Peningkatan Prestasi Akademik: Siswa yang memahami peran dan tanggung jawab mereka cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik. Keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan disiplin dalam menyelesaikan tugas berkontribusi pada hasil yang lebih baik.
  • Keterampilan Sosial yang Lebih Baik: Dengan berkolaborasi dan berinteraksi dengan teman sebaya, siswa mengembangkan keterampilan sosial yang penting untuk kehidupan mereka. Ini membantu mereka beradaptasi lebih baik di lingkungan sosial yang lebih luas.
  • Kepercayaan Diri: Siswa yang aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan berhasil menyelesaikan tantangan akan merasa lebih percaya diri. Kepercayaan diri ini tidak hanya bermanfaat dalam konteks akademis, tetapi juga dalam aspek kehidupan lainnya.

Pemahaman tentang peran dan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran adalah kunci untuk mencapai kesuksesan akademik. Dengan menjadi pembelajar aktif, kolaborator, dan pemecah masalah, siswa dapat meningkatkan kualitas belajar mereka. Selain itu, dengan memegang tanggung jawab atas disiplin dan manajemen waktu, mereka dapat menciptakan kebiasaan baik yang akan bermanfaat di masa depan.Sebagai bagian dari komunitas pendidikan, penting bagi guru dan orang tua untuk mendukung siswa dalam memahami peran mereka. Dengan demikian, siswa tidak hanya akan menjadi peserta didik yang baik, tetapi juga individu yang siap menghadapi tantangan di masa depan. Mari kita dorong peserta didik untuk menyadari potensi mereka dan mengambil tanggung jawab penuh dalam perjalanan pembelajaran mereka.

Continue Reading

Sumber Daya Pendidikan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Tantangan dan Peluang dalam Pembelajaran

Published

on

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) telah menjadi salah satu pendekatan pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pendekatan ini berfokus pada pengembangan kompetensi atau keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk dapat menghadapi tantangan di dunia nyata. Berbeda dengan kurikulum tradisional yang lebih menekankan pada penguasaan materi atau konten, KBK lebih mengutamakan kemampuan praktis yang dapat digunakan dalam berbagai konteks kehidupan, baik di dunia kerja, masyarakat, maupun kehidupan pribadi. Namun, meskipun memiliki banyak potensi, penerapan kurikulum berbasis kompetensi ini tidak lepas dari tantangan yang harus dihadapi oleh pendidik, lembaga pendidikan, dan pihak terkait lainnya.

Apa Itu Kurikulum Berbasis Kompetensi?

Kurikulum berbasis kompetensi adalah suatu sistem pembelajaran yang menekankan pada penguasaan kompetensi atau keterampilan tertentu yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kompetensi tersebut mencakup pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes) yang relevan dengan tuntutan zaman. Fokus utama dari KBK adalah untuk mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang berguna dalam dunia nyata.

Kompetensi dalam konteks ini lebih luas, mencakup keterampilan teknis maupun non-teknis. Sebagai contoh, dalam dunia kerja, seseorang tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis sesuai bidangnya, tetapi juga kemampuan interpersonal, komunikasi, dan kepemimpinan yang mumpuni. Oleh karena itu, kurikulum berbasis kompetensi berusaha untuk mengintegrasikan semua aspek tersebut ke dalam proses pembelajaran.

Tantangan dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

Meskipun tujuan utama dari kurikulum berbasis kompetensi adalah mencetak peserta didik yang siap menghadapi tantangan dunia kerja dan kehidupan, implementasinya tidaklah mudah. Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam penerapan KBK antara lain:

1. Kesiapan Guru dan Tenaga Pendidik
Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi adalah kesiapan guru. Pendidik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi, tetapi juga untuk memiliki keterampilan dalam merancang dan mengelola pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kompetensi. Oleh karena itu, pelatihan dan peningkatan kapasitas guru menjadi sangat penting. Namun, tidak semua guru memiliki akses atau kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang memadai.

2. Infrastruktur yang Tidak Memadai
Penerapan kurikulum berbasis kompetensi seringkali membutuhkan fasilitas dan sumber daya yang memadai. Beberapa kompetensi, misalnya dalam bidang teknologi atau kejuruan, membutuhkan alat atau perangkat khusus yang mungkin tidak tersedia di semua sekolah, terutama di daerah terpencil. Kekurangan infrastruktur ini dapat menghambat pengembangan keterampilan peserta didik secara maksimal.

3. Kurangnya Keterlibatan Dunia Industri
Salah satu aspek penting dari kurikulum berbasis kompetensi adalah keterhubungannya dengan dunia industri. Kompetensi yang diajarkan di sekolah seharusnya relevan dengan kebutuhan industri. Namun, sering kali terdapat kesenjangan antara apa yang diajarkan di sekolah dengan kebutuhan dunia kerja. Tanpa adanya keterlibatan langsung dari industri dalam penyusunan kurikulum atau dalam proses pembelajaran, kompetensi yang diajarkan mungkin tidak akan sesuai dengan tuntutan pasar kerja.

4. Ketidakpastian dalam Penilaian Kompetensi
Penilaian kompetensi tidak semudah penilaian pengetahuan teoritis. Hal ini karena penilaian kompetensi harus melibatkan berbagai aspek, termasuk keterampilan praktis, perilaku, dan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam situasi yang berbeda. Pengembangan instrumen penilaian yang akurat dan objektif merupakan tantangan tersendiri dalam implementasi KBK.

5. Ketergantungan pada Materi Pendidikan yang Terstruktur
Kurikulum berbasis kompetensi membutuhkan pendekatan yang lebih fleksibel dan berorientasi pada hasil. Namun, dalam praktiknya, banyak sekolah yang masih terikat dengan materi pendidikan yang terstruktur dan fokus pada ujian. Hal ini membuat kurikulum berbasis kompetensi sulit diterapkan secara optimal, karena banyak pihak yang lebih mengutamakan kelulusan ujian ketimbang penguasaan kompetensi secara menyeluruh.

Peluang yang Diciptakan oleh Kurikulum Berbasis Kompetensi

Meskipun ada berbagai tantangan, kurikulum berbasis kompetensi juga membuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansi lulusan dengan dunia kerja. Berikut adalah beberapa peluang yang dapat diciptakan melalui penerapan KBK:

1. Meningkatkan Keterampilan Praktis Peserta Didik
Salah satu keuntungan utama dari KBK adalah peserta didik akan lebih terampil dan siap pakai ketika memasuki dunia kerja. Dengan fokus pada kompetensi yang relevan dengan tuntutan pekerjaan, lulusan akan lebih mudah beradaptasi dan langsung dapat berkontribusi di dunia profesional. Hal ini juga membuka peluang bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan non-teknis, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan berpikir kritis.

2. Pembelajaran yang Lebih Fleksibel dan Personal
Kurikulum berbasis kompetensi memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan terpersonalisasi. Dengan pendekatan ini, pendidik dapat menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan masing-masing peserta didik, memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang paling sesuai dengan gaya dan kemampuan mereka. Hal ini juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal, karena mereka dapat fokus pada kompetensi yang paling mereka minati dan kuasai.

3. Mengurangi Kesenjangan antara Pendidikan dan Dunia Kerja
Dengan melibatkan dunia industri dalam penyusunan kurikulum dan proses pembelajaran, kurikulum berbasis kompetensi dapat lebih memastikan bahwa apa yang diajarkan di sekolah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Kolaborasi antara sekolah, universitas, dan industri akan mempersempit kesenjangan keterampilan yang sering kali terjadi, sehingga lulusan pendidikan memiliki keterampilan yang langsung relevan dan siap pakai.

4. Mendorong Pembelajaran Sepanjang Hayat
Kurikulum berbasis kompetensi juga membuka peluang untuk membangun budaya pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Karena kompetensi yang diajarkan bersifat dinamis dan dapat terus berkembang, peserta didik didorong untuk terus belajar dan mengasah keterampilan mereka, bahkan setelah lulus dari pendidikan formal. Hal ini sangat penting di dunia yang terus berubah, di mana keterampilan baru sering kali dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan pasar.

5. Pengembangan Karakter dan Kepemimpinan
Selain fokus pada keterampilan teknis, kurikulum berbasis kompetensi juga memberikan ruang untuk mengembangkan karakter dan soft skills peserta didik. Kepemimpinan, kerja sama tim, komunikasi, dan etika profesional menjadi bagian integral dari kompetensi yang harus dikuasai, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menjadi individu yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki integritas dan nilai-nilai positif.

Kurikulum berbasis kompetensi menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memastikan bahwa peserta didik memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat. Namun, implementasinya memerlukan perhatian khusus terhadap berbagai tantangan, seperti kesiapan pendidik, infrastruktur yang memadai, dan keterlibatan dunia industri. Dengan pengelolaan yang baik dan kolaborasi antara berbagai pihak, kurikulum berbasis kompetensi dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan dan menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan global.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 politikapolitika.com